Saridin/Syehk jangkung
Syehk jangkung merupakan putra dari Sunan Muria. Dia dikenal warga sebagai ulama karismatik dan ahli Tasawuf. Selama belajar agama Islam, ia berguru dengan Sunan Kudus dan Sunan Kalijaga.Syech Jangkung putra dari Sunan Muria dan Dewi Samaran.
[ ] AWAL MULA KISAH
Syehk jangkung bernama asli Saridin.Saridin adalah anak angkat Ki Ageng Kingiran yang ditemukan di pinggir sungai. Lalu oleh Ki Ageng Kingiran bayi tersebut diambil dan diberi nama Saridin. Sebelum menemukan saridin sebenarnya Ki Ageng Kingiran telah memiliki putri yang bernama Samiyem.
Diawal cerita Saridin menikah.istri saridin lebih dikenal dengan sebutan ”Mbokne (ibunya) Momok” dan dari hasil perkawinan tersebut lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Momok.Samiyem menikah dengan branjung.
Setelah Ki Ageng Kingiran meninggal,kekayaannya dimiliki oleh samiyem dan branjung.Hal tersebut karena branjung sangat serakah.saridin hanya punya rumah untuk ditempati.
[ ] Andum waris
Karena kondisi kluarga saridin miskin.mau tidak mau saridin minta warisan kepada Branjung meski sedikit.Branjung tidak mau membagi warisan tersebut kepada saridin.saridin yang merupan anak angkat tidak berani meminta lagi,tetapi setelah itu.saridin teringat akan satu pohon durian di ladang yang saat ini berbuah lebat.Saridin pun meminta kepada branjung diberikan pohon durian di ladang,memanen buahnya dan dijual ke pasar untuk menghidupi keluarganya.
Branjung akhirnya setuju dengan 2 syarat.
1. saridin boleh mengambil buah durian yg sudah matang,dan buah tersebut jatuh sendiri.
2. Saridin boleh mengambil buah pada malam hari,karena buang disiang hari adalah milik branjung.
Mendengar hal tersebut,saridin menerimanya karena dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Tak lama kemudian, terjadilah geger di desa Saridin tentang kematian seorang pencuri durian yang tak lain adalah Branjung. Warga beramai-ramai memperkarakan Saridin.Saat itulah Saridin harus mau dibawa ke Kadipaten Pati untuk mendapat hukuman dari Adipati Jayakusuma.
Anehnya, Saridin tidak mengakui kesalahannya. Ia membela diri dengan santai bahwa ia tidak membunuh kakaknya yang semalam mencuri durian, melainkan membunuh seorang harimau. Jika saja yang dilihatnya adalah kakak iparnya, tentu ia tidak mau membunuh dengan menusukkan tombak bambu runcingnya. Yang dibunuhnya adalah seekor harimau meski kakaknyalah yang semalam menyamar menjadi seekor harimau untuk mencuri durian.
Petugas kadipaten pun tetap bersikukuh memenjarakan Saridin. Saridin divonis bersalah telah melakukan pembunuhan. Saridin tetap ngotot tak bersalah dan menolak dipenjara. Bupati saat itu, Adipati Jayakusuma mengakalinya dengan mengatakan bahka Saridin tidak akan dipenjara, tetapi ditempatkan pada sebuah rumah besar yang dijaga oleh para penjaga. Hal tersebut membuat Saridin bersedia dan tidak merasa keberatan.
Tingkah konyol Saridin berlanjut. Kepada sang adipati, Saridin melemparkan sebuah pertanyaan, “Apakah boleh jika nantinya saya keluar dari tahanan untuk pulang menjenguk keluarganya di rumah?” Dengan nada mengejek dan merendahkan, sang adipati menjawab, “Boleh jika kamu bisa?” Lagi-lagi pernyataan tersebut membuat Saridin bersedia dan tidak merasa keberatan.
Dengan kesaktiannya yang seringkali tak disadarinya, Saridin bisa keluar dari tahanan dan pulang ke rumahnya. Satu keanehan karena tahanan sudah dijaga ketat oleh para penjaga dan beberapa pintu juga sudah dalam keadaan terkunci. Hal ini terkuak ketika Kepala Desa Miyono melaporkan kepada sang adipati bahwa ia sudah empat kali melihat Saridin keluar dari penjara dan tampak berada dengan santai di rumahnya.Hal ini membuat sang adipati menjadi marah besar.
Adipatipun menghukum Saridin dengan hukuman gantung hingga mati.Tingkah konyol Saridin berlanjut. Kepada sang adipati, Saridin melemparkan sebuah pertanyaan, “Apakah boleh jika nantinya saya ikut membantu melaksanakan hukuman gantung tersebut?” Dengan nada mengejek dan merendahkan, sang adipati menjawab, “Boleh jika kamu bisa?” Lagi-lagi pernyataan tersebut membuat Saridin bersedia dan tidak merasa keberatan.
Dengan kesaktiannya, Saridin bisa keluar dari hukuman gantung. Satu keanehan karena yang tergantung pada tali justru sang kepala desa. Para petugas dan sang adipati pun menjadi sangat heran. Hal ini membuat sang adipati menjadi marah besar. Martabatnya sebagai penguasa serasa dihinakan oleh Saridin. Ia pun kemudian meyuruh penjaga untuk menghukum Saridin dengan hukuman paksa dimasukkan dalam peti yang tertutup rapat.
Tingkah konyol Saridin berlanjut. Kepada sang adipati, Saridin melemparkan sebuah pertanyaan, “Apakah boleh jika nantinya saya ikut membantu melaksanakan hukuman paksa dimasukkan dalam peti yang tertutup rapat?” Dengan nada mengejek dan merendahkan, sang adipati menjawab, “Boleh jika kamu bisa?” Lagi-lagi pernyataan tersebut membuat Saridin bersedia dan tidak merasa keberatan.
Dengan kesaktiannya, lagi-lagi Saridin bisa keluar dari hukumannya. Satu keanehan karena yang berada dalam peti sang kepala desa. Para petugas dan sang adipati pun menjadi sangat heran. Hal ini membuat sang adipati menjadi marah besar. Lagi-lagi martabatnya sebagai penguasa serasa dihinakan oleh Saridin. Ia pun kemudian meyuruh penjaga dan rakyatnya untuk mengerubut Saridin. Saridin yang pun pada akhirnya bisa lolos dan melarikan diri ke arah Kudus.
[ ] NYANTRI DI KUDUS
Dalam pelarian saridin,ditengah jalan dia bertemu dengan sunan kalijaga.Sunan kalijaga yang mengetahui kebenaran saridin,menyuruhnya untuk kekudus dan berguru kepada sunan kudus.saridin yang telah mendapat petunjuk dari sunan kalijaga.tanpa pikir panjang berangkat kedus.
Singkat cerita akhirnya saridin sampai dikudus dan menjadi salah satu santri kudus.dikisahkan selama di perguruan Kudus.Saridin tidak hanya menjengkelkan para santri yang merasa diri senior, tetapi juga merepotkan Sunan Kudus.
Salah satu cerita
@ ketika bertugas mengisi bak mandi dan tempat wudu, para santri mengerjai dia. Para santri mempergunakan semua ember untuk mengambil air.
Saridin tidak enak hati. Karena ketika para santri yang mendapat giliran mengisi bak air, termasuk dia, sibuk bertugas, dia menganggur karena tak kebagian ember. Dia meminjam ember kepada seorang santri.
Namun apa jawab santri itu? ”Kalau mau bekerja, itu kan ada keranjang.” Dasar Saridin. Keranjang itu dia ambil untuk mengangkut air. Dalam waktu sekejap bak mandi dan tempat wudu itu penuh air. Santri lain pun hanya bengong.
@ suatu ketika saridin mengayak air comberan mencari ikan.ajaibnya dari ayakan tersebut,saridin mendapat ikan banyak sekali.bahkan udangpun dia dapat.para santri yang melihat hal tersebut segera melaporkan kejadian tersebut kepada sunan kudus.
Sunan kudus yang melihat sendiri.langsung bertanya kepada saridin.
,"saridin,kenapa kamu mencari ikan di air comberan.padaha air itu kotor.yang hakekatnya tidak akan ada ikan apalagi udang yang bisa hidup di situ," ucap sunan
",pasti ada kanjeng sunan.karena setiap ada air,disitu pasti ada ikannya.",jawap saridin (polos)
Setelah itu sunan kuduh mengambil kelapa.
,"didalam kelapa ini ada airnya,apakah didalamnya jg ad ikannya...?",tanya sunan.
",ada kanjeng sunan",jawab saridin.
Setelah mendengar jawaban saridin.kelapapun dibelah,ternyata benar.didalam kelapa ada ikannya.setelah kejadian tersebut,sunan kuduspun meminta saridin pergi dari pesantren kudus.
Pengusiran disini bukanlah karena sunan kudus membenci saridin.melainkan karena saridin lebih dari cukup menimba ilmu di kudus dan telah memiliki kharomah lebih tinggi.semua yang bisa dilihat sunan kudus berbeda dengan yang dilihat para santri lain.sehingga dalam kasus ini,sunan kudus dalam meluluskannya dengan cara mengusir saridin dari pesantren kudus.Sunan Kudus pun meminta Saridin meninggalkan perguruan Kudus dan tak boleh lagi menginjakkan kaki di bumi Kudus.
Alih-alih meninggalkan pesantren,karena saridin masih ingin menimba ilmu di kudus.dengan kesaktiannya,saridin bersembunyi dan masuk kelubang WC.Pagi-pagi ketika ada seorang wanita di lingkungan perguruan buang hajat, Saridin berulah. Dia memainkan bunga kantil, yang dia bawa masuk ke lubang WC, ke bagian paling pribadi wanita itu.
Karena terkejut, perempuan itu menjerit. Jeritan itu hingga menggegerkan perguruan. Setelah sumber permasalahan dicari, ternyata itu ulah Saridin. Begitu keluar dari lubang WC, dia dikeroyok para santri yang tak menyukainya. Dia berupaya menyelamatkan diri. Namun para santri menguber ke mana pun dia bersembunyi.
Lagi-lagi dia menjadi buronan. Selagi berkeluh kesah, menyesali diri, dia bertemu kembali dengan sunan kalijaga.sunan kalijaga akhirnya menceritakan kenapa saridin diusir dari kudus.Karena Saridin terlalu jumawa dan pamer kelebihan. Untuk menebus kesalahan dan membersihkan diri dari sifat itu, dia harus bertapa mengambang atau mengapung) di Laut Jawa.Dua buah kelapa dia ikat sebagai alat bantu untuk menopang tubuh Saridin agar tak tenggelam.
Dalam cerita tutur-tinular disebutkan, setelah berhari-hari bertapa di laut dan hanyut terbawa ombak akhirnya dia terdampar di Palembang.
[ ] Geger palembang
Saridin terdampar di Tanah Palembang yang ketika itu tengah dilanda konflik dikalangan elit Kasultanan Palembang.
Sultan Iskandar di Palembang sudah uzur dan sudah pada waktunya menyerahkan tampuk pemerintahan kepada Putra Mahkota yaitu Pengeran Alamsyah. Permasalahannya adalah karena Pangeran Alamsyah masih terlalu muda untuk memimpin Negara, terlebih saat ini Pangeran Alamsyah sedang menuntut ilmu.
Sanggar Singgih yang ternyata punya affair dengan permaisuri Sultan Iskandar. Tidak berhenti sampai disitu, Permaisuri dan Pangeran Sanggar Singgih berkomplot untuk menghabisi Sultan. Dalam sebuah kesempatan, Sultan meninggal dunia secara mendadak. Pada saat itulah Sanggar Singgih masuk menggantikan Sultan Iskandar, kendati cuma bersifat sementara.untuk menduduki tahtah seterusnya,Sanggar Singgih mengutus 2 anak buahnya yang bernama singa laud dan batu lawah untuk membunuh sultan Alamsyah di perjalanan pulang kepalembang.dalam rencana pembunuhan tersebut,ternyata utusan Sanggar Singgih gagal.
Malang nasib Alamsyah,meski selamat.Namun setelah sampai di istanah,dia langsung ditangkap dan di jebloskan kedalam penjara.
Setelah berhasil memenjarakan Alamsyah,Sanggar singgih dan para pengikutnya sangat bergembira.Namun ada 1 orang yang sangat sedih,yaitu Patih sultan sahari.Sultan sahari menganggap semua ini tidak benar,tetapi meski seorang patih dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Diperjalana pulang patih sahari bertemu dengan saridin,saridin menghentikan sang patih.saridin mengutrakan semua kejadian yang sebenarnya pada sang patih.sang patih sangat terkejut,tanpa pikir panjang meminta bantuan kepada saridin membantu merebut kembali kasultanan palembang.
Singkat cerita,saridin akhirnya membebaskan Sultan Alamsyah dan mengalahkan Sanggar Singgih beserta pengikutnya.saridin yang dianggap berjasa,akhirnya dinikahkan dengan putri patih sultan sahari yang bernama Rukayati.semua disebahkan karena saridin menolak harta benda,pernikah tersebut bertujuan mempererat silaturahmi.
[ ] Lulang kebo landoh
Setelah lama hidup di palembang saridin akhirnya kembali ke tempat tanah kelahirannya.sebelum pulang kepati,saridin menghadap ke kasultanan mataram.untuk meminta bantuan terkai apa yang telah terjadi di masa lalu.
Sultan matarampun menerima saridin dan membersihkan namanya.sebelum kembali ke pati.ternyata ada peristiwa yang terjadi di alas roban.saridin yang mengetahui masalh tersebut mengajukan diri membantu.
Singkat cerita saridin akhirnya mampu mengemban tugas tersebut.sultan matram untuk membalas jasanya menumpas agul-agul siluman Alas Roban, Saridin mendapat hadiah untuk mempersunting kakak perempuannya, Retno Jinoli.
Akan tetapi, wanita itu menyandang derita sebagai bahu lawean. Maksudnya, lelaki yang menjadikannya sebagai istri setelah berhubungan badan pasti meninggal.Disini Saridin harus berhadapan dengan siluman ular Alas Roban yang merasuk ke dalam diri Retno Jinoli.Siluman ular pun dikalahkan,Retno Jinoli resmi menjadi istri sah Saridin dan diboyong ke Miyono berkumpul dengan ibunya, Momok.
Saridin membuka perguruan di Miyono yang dalam waktu relatif singkat tersebar luas sampai di Kudus dan sekitarnya.dicerita saridin dan momok membelikan seekor kerbau milik seorang warga Dukuh Landoh. Meski kerbau itu boleh dibilang tidak lagi muda umurnya, tenaganya sangat diperlukan sehingga hampir tak pernah berhenti dipekerjakan di sawah.
Mungkin karena terlalu diforsir tenaganya, suatu hari kerbau itu jatuh tersungkur dan orang-orang yang melihatnya menganggap hewan piaraan itu sudah mati. Namun saat dirawat Saridin, kerbau itu hidup kembali.
Dalam peristiwa tersebut, masalah hidup kembali kerbau Landoh yang sudah mati itu konon karena Saridin telah memberikan sebagian umurnya kepada binatang tersebut. Dengan demikian, bila suatu saat Saridin yang bergelar Syeh Jangkung meninggal, kerbau itu juga mati.
Hingga usia Saridin uzur, kerbau itu masih tetap kuat untuk membajak di sawah. Ketika Syeh Jangkung dipanggil menghadap Yang Kuasa, kerbau tersebut harus disembelih. Yang aneh, meski sudah dapat dirobohkan dan pisau tajam digunakan menggorok lehernya, ternyata tidak mempan.
Bahkan, kerbau itu bisa kembali berdiri. Kejadian aneh itu membuat Momok memberikan senjata peninggalan Branjung. Dengan senjata itu, leher kerbau itu bisa dipotong, kemudian dagingnya diberikan kepada para pelayat.
Kebiasan membagi-bagi daging kerbau kepada para pelayat untuk daerah Pati selatan, termasuk Kayen, dan sekitarnya hingga 1970 memang masih terjadi.
Kembali ke kerbau Landoh yang telah disembelih saat Syeh Jangkung meninggal. Lulang (kulit) binatang itu dibagi-bagikan pula kepada warga. Entah siapa yang mulai meyakini, kulit kerbau itu tidak dimasak tapi disimpan sebagai piandel/jimat.
Barangsiapa memiliki lulang kerbau Landoh, konon orang tersebut tidak mempan dibacok senjata tajam. Jika kulit kerbau itu masih lengkap dengan bulunya. Keyakinan itu barangkali timbul bermula ketika kerbau Landoh disembelih, ternyata tidak bisa putus lehernya.
Dilain cerita.ketika itu ada delman yang putus talinya,karena sang kusir tidak membawa cadangan tali si kuda.iapun meminta sdikit lulang kebo landoh yang telah dijemur untuk pengganti tali yang putus.
Setelah tali lulang kebo landoh dipasang,tiba-tiba kuda yang tadinya dia mengamuk sampai lepas dari delman.pak kusir dan orang-orang
mencoba menghentikan kuda,namun tak satupun dari mereka berhasil.karena kuda tersebut mengamuk menyerang orang disana.akhirny diputuskan kuda akan dibunuh.ajaibnya ketika salah seorang membacoknya dengan parang (pedang) tajam.Tubuh sang kuda tak tergores sedikpun.
Sang sultan melihat hal
tersebut,segera mendekat.dengan kesaktiannya.sang sultan mengambil kembali lulang kebo landoh yang tadi dipasang pada tubuh kuda.Setelah terlepas,entah kenapa kuda tersebut menjadi jinak kembali.setelah kejadian tersebut,sang sultan beranggapan bahwa ini semua dikarenakan lulang kebo landoh.sang sultanpun meminta lulang kebo landoh pada keluarga saridin untuk dibawa ke mataram.karena sang sultan takut apabila lulang kebo landoh dibiarkan disini,kedepannya bisa disalahgunakan.
Demikian cerita singkat Saridin/Syehk Jangkung.
Komentar